Sunday, 12 August 2018

Konfigurasi PPTP VPN Server Pada Mikrotik

VPN adalah singkatan dari “Virtual Private Network”, merupakan suatu koneksi antara satu jaringan dengan jaringan lain secara pribadi melalui jaringan internet (publik). VPN berjalan menggunakan jaringan internet sebagai media perantara atau koneksinya bukan secara langsung maka oleh sebab itu di sebut Private Netwirk karena VPN bersifat pribadi.
VPN biasanya digunakan oleh perusahaan yang membutuhkan ruang sendiri di internet, misalnya komunikasi bisnis yang memerlukan keamana jaringan sendiri di internet, selain itu VPN juga memberikan koneksi yang sangat aman antara jaringan pribadi yang terhubung pada jaringan internet.
Contoh PPTP VPN
Manfaat dari VPN
Pertama
Remote Access : maksudnya dengan mengunakan VPN kita bisa mengakses komputer atau jaringan lokal kita dari mana saja selama terhubung dengan jaringan internet.
Kedua
Keamanan : dengan menggunakan koneksi VPN kita bisa berselancar di internet dengan aman saat mengakses dunia maya atau jaringan internet, misalnya ketika kita mengunakan internet hotspot atau internet WIFI yang ada di cafe-cafe.
Ketiga
Dapat menghemat biaya setup jaringan : VPN juga dapat di pakai sebagai cara alternatif untuk menghubungkan jaringan lokal yang cukup luas dengan biaya yang lebih rendah, karena transmisi data yang di gunakan pada VPN memakai media jaringan internet atau jaringan publik yang sebelumnya telah ada tanpa perlu membangun jaringan sendiri.
Pengertian PPTP
PPTP merupakan protokol jaringan yang memungkinkan pengiriman data secara aman dari remote client kepada server perusahaan dengan membuat jaringan husus atau pribadi melalui jaringan data berbasis TCP/IP.

Itu tadi sedikit penjelasan mengenai PPTP VPN sekarang kita langsung pada bagai mana cara konfigurasi PPTP VPN pada mikrotik dan pada PC atau leptop.
1. langkah pertama pastikan paket instalasi PPP sudah ter-Instal dan aktif. Cek di menu System - Package.
Konfigurasi VPN PPTP Pada Mikrotik
Image 1
2. Aktifkan fitur PPTP VPN Server Mikrotik, caranya masuk ke menu ppp -Interface-PPTP server, ketika kita klik pada PPTP server maka akan muncul tampilan PPTP server kemudiak centang atau enable dan klik ok.
Konfigurasi VPN PPTP Pada Mikrotik
Image 2
3. Selanjutnya kita buat User PPTP VPN nya. Masih pada menu ppp-secret-add atau tanda ples-isikan data sebagai berikut.
  • Nama : Username PPTP VPN.
  • Password : Password PPTP VPN.
  • Service : Pilih service yang dingunakan bisa pilih PPTP atau pilih any aja.
  • Profile : Pilih Provile yang akan di gunakan, pilih default-encryption aja.
  • Local Address : IP address yang akan di gunakan oleh PPTP VPN Server.
  • Remote Address : IP address yang akan di gunakan PPTP VPN Client.
Untuk lebih jelasnya bisa liat gambar di bawah ini.
Konfigurasi VPN PPTP Pada Mikrotik
Image 3
Setelah semua parameter sudah di isi silahkan klik ok. Sampai disini konfigurasi PPTP VPN server sudah selesai. semoga apa yang saya jelaskan di postingan kali ini bisa di pahami temen-temen. semoga bermanfaat dan ahir kata dari saya LIHAT, PELAJARI, PERAKTEKAN .
Continue reading Konfigurasi PPTP VPN Server Pada Mikrotik

Setting Radio Ubiquity PowerBeam Sebagai AccessPoint

Bahasan kali ini saya akan bahas salah satu prangkan network yang cukup populer dikalangan ISP Internet Service Provider, prangat ini sering digunakan sebagai repeater atau sebagai penerima sinyal di sisi client. prangkat yang akan saya bahas kali ini dalah Power Beam M5 sebagai Access Point. ada yang pernah dengar istulah access point ? kalo belum saya akan sedikit menjelaskan pengertian access point, acess point adalah salah satu prangkat jaringan yang dapat menghubungkan prangkat nirkabel dengan jaringan lokal dengan mengunakan teknologi wifi, blooetooth, dan lain - lain. Biasanya access poin menggunakan router, hub, atau switch sebagai prangkat keras untuk menghubungkan paranti nirkabel dengan jaringan lokal yang telah di buat oleh administrator.
Untuk tahap awal cara konfiguari powerbeam M5 kita harus mengetahui ip address prangkat tersebut yang nantinya akan kita panggil pada web browser, untuk prangkat ubnt biasanya mempunyai ip default 192.168.20, setelah kita mengetahui ip default nya tinggal kita seting PC kita atau leptop yang nantinya akan di gunakan sebagai alat untuk mengkonfig powerbeam.
Untuk seting leptop yang pertama kita masuk ke Local Area Connection klik dua kali nanti akan muncul Local Area Connection Properties pilih Internet Protocol Versin 4 (TCP/IPv4) setelah muncul silahkan isi kolom ip address dan subnet mask denagn IP Address 192.168.1.21 Subnet Mask 255.255.255.0, setelah konfig pc atau leptop selesai pastikan kabel lan dari prangkat powerbeam terhubung ke leptop, jika semua telah ter instal tinggal kita panggil ip default powerbeamnya di url web browser, nanti tampilannya akan seperti gambar di bawah ini.
Untuk login ke powerbeam usernya ubnt dan passwordnya ubnt setelah login tampilan awal nya seperti gambar di bawah ini.
Iampilan awal pada gambar di atas adalah tampilan yang sudah saya seting dan ada beberapa client yang terhubung pada prangkat access point saya, kalo alatnya masih baru semua indikatornya pasti tidak akan seperti gambar di atas, Selanjutnya kita akan konfig di bagian menu wireles bisa liat pada gambar di bawah.
Pada bagian ini tinggal sesuaikan dengan kebutuhan temen temen, pada bagian wireles mobe pilih Access Point, kemudian SSID sesuaikan dengan kebutuhan, pada bagian Frequency MHz sesuaikan dengan kebutuhan, dan yang terahir kita seting wireles security. Untuk bagian ini tingal temen - temen isi sesuai keinginan.
Bagian parameter network juga tinggal temen - temen isi sesai kebutuhan agar nantinya bisa di remote ketika sudah terinsatal pada roter, hub, atau switch. untuk tampilan menu network sebagai berikut.
Di tampilan gambar di atas saya mengunakan mode Bridge, untuk fungsi bridge nanti saya akan bahas pada postingan selanjutnya. Setelah diselesai bagin ini selesaia tinggal kita seting Inentiti radionya agar nanti pas pengecekan tiak pusing nyari prangkat yang kita seting ini tampilannya bisa liat di bawa.
selesai sudah cara setting radio ubnt power beam M5, tinggal temen - temen instal di prangkat jaringan temen - temen.
Semoga penjelasan ini bisa mudah di pahami, oya saya juga mohon maaf kalo redaksi nya sangat belepotan, ahir kata dari saya Wasalam.........
Continue reading Setting Radio Ubiquity PowerBeam Sebagai AccessPoint

Saturday, 11 August 2018

Perbedaan Antara Bridge dan Switch

Kali ini kita akan membahas mengenai perbedaan antara Bridge dan Switch. Nah, pertanyaan yang sering muncul adalah bagaimana membuat beberapa interface pada MikroTik untuk menjadi satu sagment. Ada beberapa pilihan yang dapat kita gunakan yakni menggunakan bridging atau menggunakan switching. Keduanya memberikan hasil yang seakan sama namun sebenarnya ada perbedaannya.
Mode Switch
Pada umumnya RouterBoard memiliki beberapa interface ethernet. Walaupun interface-interface tersebut merupakan interface router yang setiap interfacenya harus terhubung ke jaringan yang berbeda-beda. Namun, interface tersebut dapat difungsikan sebagai port switch. 
Untuk menghubungkan beberapa port ethernet, dibutuhkan hardware khusus yakni switch chip yang ditanam di routerboard. Sebuah routerboard bisa difungsikan sebagai switch bila didalam router tersebut sudah terpasang switch-chip. Switch-chip mampu melakukan forwarding frame ethernet secara full duplex dan independen tanpa membebani prosesor di Router.
Terdapat berbagai macam jenis Switch chip yang ada pada routerboard. Walaupun sama-sama memiliki fungsi switch, namun masing-masing memiliki fitur yang berbeda-beda. Fungsi switch hanya bisa melakukan penggabungan ethernet interface selama ethernet tersebut masih dalam satu switch chip yang sama. Dengan fungsi port switching ini memungkinkan melakukan tranfer data dengan kecepatan penuh diantara sekelompok port. Namun kelemahannya, kita tidak bisa memonitoring trafik antar port yang masih dalam satu switch.
Kita telah melakukan pengetesan untuk mengetahui penggunaan CPU Load bila menggunakan teknik switch ini. Lalu bagaimana hasilnya? Berikut hasil pengetesan yang sudah dilakukan
Terlihat bahwa CPU Load-nya 0%. Kenapa bisa begitu? karena proses switching terjadi dilevel hardware yakni pada switch-chip yang tertanam di routerboard sehingga tidak membebani prossesor.

Sangat mudah untuk membangun jaringan bridge/switch tetapi masalah juga sering terjadi. Beberapa masalah kadang terjadi pada jaringan yang bersifat bridge/switch, misal : 
  • Permasalahan pada host di dalam segmen akan berimbas ke host lain di bridge yang sama (mis: ip conflict, netcut, DHCP tandingan dll)
  • Sulit untuk membuat fail over system
Mode Bridge
Hampir mirip dengan switch, kita bisa menggabungkan beberapa interface yang berbeda menjadi satu segmant dengan menggunakan teknik bridging. Membuat beberapa interface seolah-olah menjadi satu artinya adalah tidak ada perbedaan segmen jaringan didalamnya. Misal, kedua interface ethernet dibridge maka kedua interface tersebut akan menangani jaringan yang sama. Kita juga bisa melakukan bridging antara interface ethernet dengan wireless yang mana hal tersebut tidak bisa dilakukan dengan metode switching. Artikel mengenai cara setting brigde pada Mikrotik dapat kita lihat disini. Teknik bridge bisa dilakukan di semua produk Mikrotik baik routerboard maupun PC. 
Dengan menggunakan mode bridge kita dapat menanggulangi network loop dengan mudah, yakni menggunakan protocol STP (Spanning Tree Protocol) dan RSTP (Rapid Spanning Tree Protocol).

Namun dengan menggunakan teknik bridge ini kita bisa memoritoring trafik antar port. Ada 4 jenis ethernet yang dapat dijadikan bridge port yakni Ethernet, Vlan, Wireless, VPN (mengaktifkan BCP), dan Tunnel (EoIP). Karena teknik bridge ini bekerja dilevel software, maka paket data yang masuk akan terbaca di prosessor sehingga menyebabkan CPU-Loadnya akan naik.  Kita akan melakukan pengetesan untuk mengetahui CPU Load-nya. Berikut hasilnya 
Dari hasil diatas terlihat bahwa dengan melewatkan trafik yang cukup tinggi maka CPU Load-nya naik menjadi 40%. Hal ini terjadi karena mode bridge untuk prosesnya dilakukan di CPU. 
Continue reading Perbedaan Antara Bridge dan Switch

Thursday, 9 August 2018

How to Manage Bandwidth in Mikrotik

Assalamu'alaikum sobat semua semoga semuanya ada dalam keadaan sehat wal'afiat amiiiiin. pada kesempatan kali ini saya akan sedikit berbagi tentang bagaiman kontrol bandwith pada mikrotik tepatnya pada simple queues. Kenapa harus simple queues, karena simple queues merupakan cara paling mudah untuk melakukan limiitasi pada routerOS kita bisa melakukan pengaturan bandwith secara sederhana berdasarkan IP Address clinet dengan menetukan kecepatan upload dan download maksimum yang di capai oleh clint.
Metode yang akan saya terapkan kali ini mengunakan metode sahre, untuk contoh limitasi share sebagai berikut :
How to Manage Bandwidth in Mikrotik
Contoh topologi nya seperti di atas dari sumber internet masuk ke mikrotik ether1 kemudian ether2 masuk ke swich hub dan di bagi ke tiap PC atau client. untuk limitasinya masing-masing pc saya akan kasih 512kbps dan total bandwith yang masuk ke router mikrotik adalah 2Mbps, pertama kita setting dulu mikrotiknya agar internet bisa kita share ke PC client, untuk cara seting mikrotik dasar bisa buka postingan saya sebelumnya.
Ok sekarang kita langsung ke TKP
Seting Total Bandwith
How to Manage Bandwidth in Mikrotik
Untuk cara seting total bandwith yang pertama kita login ke mikrotik kemudian pilih menu Queues yang ada pada menu mikrotik paling kiri, kemudian klik tanda + setelah itu akan muncul tampilan Nwe Simple Queues, parameter yang kita sisi yang pertama adalah nama disini saya kasihnama Total Band with kemudian parameter Target Address dan yang terahir pengisian parameter max limit bagian ini merupakan limitasi bandwith upload dan download yang nanti akan di terima oleh client setelah semua selesai di isi tinggal kita klik apply.
Limitasi Bandwith PC 1, 2, 3
How to Manage Bandwidth in Mikrotik
How to Manage Bandwidth in Mikrotik
Selanjutnya adalah limitasi pada clinet atau PC 1, 2, dan 3, sebetulnya bagian ini hampir sama dengan cara seting limitasi Total Bandwith, yang membedakannya adalah ada tambahan parameter tang harus kita seting yaitu pada menu advanced kemudian klik parameter parend nanti akan muncul Total Bandwith kita pilih kemudian Apply.
Untuk hasil setingan kita tadi pasti akan seperti pada gambar di bawah ini
How to Manage Bandwidth in Mikrotik

Selesai sudah cara seting bandwith simple queues share semoga artikel ini bisa mudah di pahami oleh temen-temen, dan semoga artikel ini juga dapat bermanfaat bagi yang membutuhkan, ahirkata dari saya LIHAT, PELAJARI, PERAKTEKAN
WASALAM........
Continue reading How to Manage Bandwidth in Mikrotik

Wednesday, 8 August 2018

Setting OSPF Open Shortest Path First Single Area

Halo semuanya ada yang pernah dengar Open Shortest Path First atau yang di singkat dengan OSPF, kali ini saya akan kembali ngtak ngatik GNS3, namun pada kesempatan kali ini saya kan mencoba setting OSPF di GNS3 dengan satu sumber internet dan 3 Router Mikrotik topologi OSPF nya mengunakan topologi ring, bagi temen-temen yang belum sempat baca artikel saya yang sebelum nya tentang OSPF dan Routing Statc bisa lihat disini.
Sedikit mengulas tentang OSPF, OSPF merupakan sebuah routing protokol berjenis IGP yang hanya dapat bekerja dalam jaringan internal suatu ogranisas. Jaringan internal maksudnya adalah jaringan di mana kita masih memiliki hak untuk menggunakan, mengatur, dan memodifikasinya. Atau dengan kata lain, kita masih memiliki hak administrasi terhadap jaringan tersebut. Jika kita sudah tidak memiliki hak untuk menggunakan dan mengaturnya, maka jaringan tersebut dapat dikategorikan sebagai jaringan eksternal.
Untuk gambaran topologinya sebagai berikut
OSPF Single Area
Untuk IP Address bisa disesuaikan dengan kebutuhan temen-temen disini saya mengunakan ip address yang berbeda kelas, sedangkan untuk ip penghubung antar router mikrotik saya mengunakan seles tiga puluh /30.
Selanjutnya kita langsung ke setingan, disini saya tidak mengunakan winbox saya mengunakan CLI untuk mengkonfig router mikrotiknya, Untuk setingannya sebagai berikut.
Setting Mikrotik 1
ip address add address=192.168.137.2/24 interface=ether1
ip address add address=10.1.1.1/30 interface=ether2
ip address add address=10.1.3.2/30 interface=ether3
ip address add address=192.168.1.1/24 interface=ether4
ip dns set servers=8.8.8.8 allow-remote-requests=y
ip firewall nat add action=masquerade chain=srcnat
ip route add gateway=192.168.137.1
routing ospf interface add interface=ether2 cost=10
routing ospf interface add interface=ether3 cost=10
routing ospf network add network=10.1.1.0/30 area=backbone
routing ospf network add network=10.1.3.0/30 area=backbone
routing ospf set distribute-default=if-installed as type 2 redistribute-connected=as-type-2
Setting Mikrotik 2
ip address add address=10.1.1.2/30 interface=ether1
ip address add address=10.1.2.1/30 interface=ether2
ip address add address=192.168.2.1/24 interface=ether3
ip dns set servers=8.8.8.8 allow-remote-requests=y
ip firewall nat add action=masquerade chain=srcnat
routing ospf interface add interface=ether1 cost=10
routing ospf interface add interface=ether2 cost=10
routing ospf network add network=10.1.1.0/30 area=backbone
routing ospf network add network=10.1.2.0/30 area=backbone
routing ospf set distribute-default=if-installed as type 2 redistribute-connected=as-type-2
Setting Mikrotik 3
ip address add address=10.1.2.2/30 interface=ether1 
ip address add address=10.1.3.1/30 interface=ether2 
ip address add address=192.168.3.1/24 interface=ether3
ip dns set servers=8.8.8.8 allow-remote-requests=y
ip firewall nat add action=masquerade chain=srcnat 
routing ospf interface add interface=ether1 cost=10 
routing ospf interface add interface=ether2 cost=10
routing ospf network add network=10.2.2.0/30 area=backbone 
routing ospf network add network=10.1.3.0/30 area=backbone
routing ospf set distribute-default=if-installed as type 2 redistribute-connected=as-type-2
Jika settingan diatas sudah di pasang, kita lanjut pada pengecekan di tiga roter yang sudah saya seting, untuk pengecekan saya hanya akan melakuan ping dari tiap router ke ip yang berada di router tetangganya, oya jika temen-temen mau coba setingan ini saran saya jangan langsung copy paste semuanya, tapi per setingan aja takutnya terjadi eror, jika masih terjadi eror temen-temen bisa langsung seting menggunakan winbox dengan berpatokan pada perintah di atas. Kita langsung ke pengetesa.
Test Mikrotik 1
OSPF Single Area
Pengetesan pada mikrotik 1 saya hanya ping ip 192.168.2.1 yang berada di ether3 mikrotik 2 dan ip 10.1.2.1 pada ether2, ip ini yang nantinya akan menjadi gateway di mikrotik 3.

Test Mikrotik 2
OSPF Single Area
Untuk di mikrotik 2 saya melakunan ping ke ip yang berada di mikrotik 1 dan mikrotik 3 dan hasilnya temen-temen bisa liat pada gambar di atas.

Test Mikrotik 3
OSPF Single Area
Hal yang sama saya lakukan di mikrotik 3 saya ping ip yang berada di mikrotik 1 dan mikrotik 2 hasimyapun temen-temen bisa liat diatas.
Dari hasil pengetesan pada tiap-tiap router mikrotik semua ip yang di ping setatusnya reply atau jalan, kemudian kalo misalkan temen-temen memparaktekan di mikrotik yang sebenarnya temen-temen bisa langsung coba pengetesan di ether yang dihususkan untuk ether lokal, kalo disini ether yang mengarah ke lokal di mikrotik 1  adalah ether4, kemudian mikrotik 2 ether3 dan di mikrotik 3 ether3.
Naaaah selesai sudah settingan OSPF single area, semoga bermanfaat untuk temen-temen yang membutuhkan, oya mohon maaf kalo misalkan sedaksi postingan ini sangat belepotan maklum gaada besik penulis :), ahirkata kata dari saya LIHAT, PELAJARI, PERAKTEKAN dan jangan bosan mampir ke blog saya, blog yang sangat banyak kekurangannya.
Wasalam.........
Continue reading Setting OSPF Open Shortest Path First Single Area

Tuesday, 7 August 2018

Penjelasan Open Shortest Path First (OSPF)


OSPF merupakan sebuah routing protokol berjenis IGP yang hanya dapat bekerja dalam jaringan internal suatu ogranisasi atau perusahaan. Jaringan internal maksudnya adalah jaringan di mana Anda masih memiliki hak untuk menggunakan, mengatur, dan memodifikasinya. Atau dengan kata lain, Anda masih memiliki hak administrasi terhadap jaringan tersebut. Jika Anda sudah tidak memiliki hak untuk menggunakan dan mengaturnya, maka jaringan tersebut dapat dikategorikan sebagai jaringan eksternal.
Selain itu, OSPF juga merupakan routing protokol yang berstandar terbuka. Maksudnya adalah routing protokol ini bukan ciptaan dari vendor manapun. Dengan demikian, siapapun dapat menggunakannya, perangkat manapun dapat kompatibel dengannya, dan di manapun routing protokol ini dapat diimplementasikan.
OSPF merupakan routing protokol yang menggunakan konsep hirarki routing, artinya OSPF membagi-bagi jaringan menjadi beberapa tingkatan. Tingkatan-tingkatan ini diwujudkan dengan menggunakan sistem pengelompokan area. Dengan menggunakan konsep hirarki routing ini sistem penyebaran informasinya menjadi lebih teratur dan tersegmentasi, tidak menyebar ke sana ke mari dengan sembarangan.
Efek dari keteraturan distribusi routing ini adalah jaringan yang penggunaan bandwidth-nya lebih efisien, lebih cepat mencapai konvergensi, dan lebih presisi dalam menentukan rute-rute terbaik menuju ke sebuah lokasi. OSPF merupakan salah satu routing protocol yang selalu berusaha untuk bekerja demikian.
Teknologi yang digunakan oleh routing protokol ini adalah teknologi link-state yang memang didesain untuk bekerja dengan sangat efisien dalam proses pengiriman update informasi rute. Hal ini membuat routing protokol OSPF menjadi sangat cocok untuk terus dikembangkan menjadi network berskala besar. Pengguna OSPF biasanya adalah para administrator jaringan berskala sedang sampai besar. Jaringan dengan jumlah router lebih dari sepuluh buah, dengan banyak lokasi-lokasi remote yang perlu juga dijangkau dari pusat, dengan jumlah pengguna jaringan lebih dari lima ratus perangkat komputer, mungkin sudah layak menggunakan routing protocol ini.

Bagaimana OSPF Membentuk Hubungan dengan Router Lain?
Untuk memulai semua aktivitas OSPF dalam menjalankan pertukaran informasi routing, hal pertama yang harus dilakukannya adalah membentuk sebuah komunikasi dengan para router lain. Router lain yang berhubungan langsung atau yang berada di dalam satu jaringan dengan router OSPF tersebut disebut dengan neighbour router atau router tetangga.
Langkah pertama yang harus dilakukan sebuah router OSPF adalah harus membentuk hubungan dengan neighbour router. Router OSPF mempunyai sebuah mekanisme untuk dapat menemukan router tetangganya dan dapat membuka hubungan. Mekanisme tersebut disebut dengan istilah Hello protocol.
Dalam membentuk hubungan dengan tetangganya, router OSPF akan mengirimkan sebuah paket berukuran kecil secara periodik ke dalam jaringan atau ke sebuah perangkat yang terhubung langsung dengannya. Paket kecil tersebut dinamai dengan istilah Hello packet. Pada kondisi standar, Hello packet dikirimkan berkala setiap 10 detik sekali (dalam media broadcast multiaccess) dan 30 detik sekali dalam media Point-to-Point.
Hello packet berisikan informasi seputar pernak-pernik yang ada pada router pengirim. Hello packet pada umumnya dikirim dengan menggunakan multicast address untuk menuju ke semua router yang menjalankan OSPF (IP multicast 224.0.0.5). Semua router yang menjalankan OSPF pasti akan mendengarkan protokol hello ini dan juga akan mengirimkan hello packet-nya secara berkala. Cara kerja dari Hello protocol dan pembentukan neighbour router terdiri dari beberapa jenis, tergantung dari jenis media di mana router OSPF berjalan.
Cara Kerja OSPF

OSPF Bekerja pada Media Apa Saja
Seperti telah dijelaskan pada posting sebelumnya ( OSPF – Pengenalan OSPF ), OSPF harus membentuk hubungan dulu dengan router tetangganya untuk dapat saling berkomunikasi seputar informasi routing. Untuk membentuk sebuah hubungan dengan router tetangganya, OSPF mengandalkan Hello protocol. Namun uniknya cara kerja Hello protocol pada OSPF berbeda-beda pada setiap jenis media. Ada beberapa jenis media yang dapat meneruskan informasi OSPF, masing-masing memiliki karakteristik sendiri, sehingga OSPF pun bekerja mengikuti karakteristik mereka. Media tersebut adalah sebagai berikut:

– Broadcast Multiaccess
Media jenis ini adalah media yang banyak terdapat dalam jaringan lokal atau LAN seperti misalnya ethernet, FDDI, dan token ring. Dalam kondisi media seperti ini, OSPF akan mengirimkan traffic multicast dalam pencarian router-router neighbour-nya. Namun ada yang unik dalam proses pada media ini, yaitu akan terpilih dua buah router yang berfungsi sebagai Designated Router (DR) dan Backup Designated Router (BDR). Apa itu DR dan BDR akan dibahas berikutnya.

– Point-to-Point
Teknologi Point-to-Point digunakan pada kondisi di mana hanya ada satu router lain yang terkoneksi langsung dengan sebuah perangkat router. Contoh dari teknologi ini misalnya link serial. Dalam kondisi Point-to-Point ini, router OSPF tidak perlu membuat Designated Router dan Back-up-nya karena hanya ada satu router yang perlu dijadikan sebagai neighbour. Dalam proses pencarian neighbour ini, router OSPF juga akan melakukan pengiriman Hello packet dan pesan-pesan lainnya menggunakan alamat multicast bernama AllSPFRouters 224.0.0.5.

– Point-to-Multipoint
Media jenis ini adalah media yang memiliki satu interface yang menghubungkannya dengan banyak tujuan. Jaringan-jaringan yang ada di bawahnya dianggap sebagai serangkaian jaringan Point-to-Point yang saling terkoneksi langsung ke perangkat utamanya. Pesan-pesan routing protocol OSPF akan direplikasikan ke seluruh jaringan Point-to-Point tersebut.
Pada jaringan jenis ini, traffic OSPF juga dikirimkan menggunakan alamat IP multicast. Tetapi yang membedakannya dengan media berjenis broadcast multi-access adalah tidak adanya pemilihan Designated dan Backup Designated Router karena sifatnya yang tidak meneruskan broadcast.

– Nonbroadcast Multiaccess (NBMA)
Media berjenis Nonbroadcast multi-access ini secara fisik merupakan sebuah serial line biasa yang sering ditemui pada media jenis Point-to-Point. Namun secara faktanya, media ini dapat menyediakan koneksi ke banyak tujuan, tidak hanya ke satu titik saja. Contoh dari media ini adalah X.25 dan frame relay yang sudah sangat terkenal dalam menyediakan solusi bagi kantor-kantor yang terpencar lokasinya. Di dalam penggunaan media ini pun dikenal dua jenis penggunaan, yaitu jaringan partial mesh dan fully mesh.
OSPF melihat media jenis ini sebagai media broadcast multiaccess. Namun pada kenyataannya, media ini tidak bisa meneruskan broadcast ke titik-titik yang ada di dalamnya. Maka dari itu untuk penerapan OSPF dalam media ini, dibutuhkan konfigurasi DR dan BDR yang dilakukan secara manual. Setelah DR dan BDR terpilih, router DR akan mengenerate LSA untuk seluruh jaringan.
Dalam media jenis ini yang menjadi DR dan BDR adalah router yang memiliki koneksi langsung ke seluruh router tetangganya. Semua traffic yang dikirimkan dari router-router neighbour akan direplikasikan oleh DR dan BDR untuk masing-masing router dan dikirim dengan menggunakan alamat unicast atau seperti layaknya proses OSPF pada media Point-to-Point.

Bagaimana Proses OSPF Terjadi
Secara garis besar, proses yang dilakukan routing protokol OSPF mulai dari awal hingga dapat saling bertukar informasi ada lima langkah. Berikut ini adalah langkah-langkahnya:

1.Membentuk Adjacency Router
Adjacency router arti harafiahnya adalah router yang bersebelahan atau yang terdekat. Jadi proses pertama dari router OSPF ini adalah menghubungkan diri dan saling berkomunikasi dengan para router terdekat atau neighbour router. Untuk dapat membuka komunikasi, Hello protocol akan bekerja dengan mengirimkan Hello packet.
Misalkan ada dua buah router, Router A dan B yang saling berkomunikasi OSPF. Ketika OSPF kali pertama bekerja, maka kedua router tersebut akan saling mengirimkan Hello packet dengan alamat multicast sebagai tujuannya. Di dalam Hello packet terdapat sebuah field yang berisi Neighbour ID. Misalkan router B menerima Hello packet lebih dahulu dari router A. Maka Router B akan mengirimkan kembali Hello packet-nya dengan disertai ID dari Router A.
Ketika router A menerima hello packet yang berisikan ID dari dirinya sendiri, maka Router A akan menganggap Router B adalah adjacent router dan mengirimkan kembali hello packet yang telah berisi ID Router B ke Router B. Dengan demikian Router B juga akan segera menganggap Router A sebagai adjacent routernya. Sampai di sini adjacency router telah terbentuk dan siap melakukan pertukaran informasi routing.
Contoh pembentukan adjacency di atas hanya terjadi pada proses OSPF yang berlangsung pada media Point-to-Point. Namun, prosesnya akan lain lagi jika OSPF berlangsung pada media broadcast multiaccess seperti pada jaringan ethernet. Karena media broadcast akan meneruskan paket-paket hello ke seluruh router yang ada dalam jaringan, maka adjacency router-nya tidak hanya satu. Proses pembentukan adjacency akan terus berulang sampai semua router yang ada di dalam jaringan tersebut menjadi adjacent router.
Namun apa yang akan terjadi jika semua router menjadi adjacent router? Tentu komunikasi OSPF akan meramaikan jaringan. Bandwidth jaringan Anda menjadi tidak efisien terpakai karena jatah untuk data yang sesungguhnya ingin lewat di dalamnya akan berkurang. Untuk itu pada jaringan broadcast multiaccess akan terjadi lagi sebuah proses pemilihan router yang menjabat sebagai “juru bicara” bagi router-router lainnya. Router juru bicara ini sering disebut dengan istilah Designated Router. Selain router juru bicara, disediakan juga back-up untuk router juru bicara ini. Router ini disebut dengan istilah Backup Designated Router. Langkah berikutnya adalah proses pemilihan DR dan BDR, jika memang diperlukan.

2.Memilih DR dan BDR (jika diperlukan)
Dalam jaringan broadcast multiaccess, DR dan BDR sangatlah diperlukan. DR dan BDR akan menjadi pusat komunikasi seputar informasi OSPF dalam jaringan tersebut. Semua paket pesan yang ada dalam proses OSPF akan disebarkan oleh DR dan BDR. Maka itu, pemilihan DR dan BDR menjadi proses yang sangat kritikal. Sesuai dengan namanya, BDR merupakan “shadow” dari DR. Artinya BDR tidak akan digunakan sampai masalah terjadi pada router DR. Ketika router DR bermasalah, maka posisi juru bicara akan langsung diambil oleh router BDR. Sehingga perpindahan posisi juru bicara akan berlangsung dengan smooth.
Proses pemilihan DR/BDR tidak lepas dari peran penting Hello packet. Di dalam Hello packet ada sebuah field berisikan ID dan nilai Priority dari sebuah router. Semua router yang ada dalam jaringan broadcast multi-access akan menerima semua Hello dari semua router yang ada dalam jaringan tersebut pada saat kali pertama OSPF berjalan. Router dengan nilai Priority tertinggi akan menang dalam pemilihan dan langsung menjadi DR. Router dengan nilai Priority di urutan kedua akan dipilih menjadi BDR. Status DR dan BDR ini tidak akan berubah sampai salah satunya tidak dapat berfungsi baik, meskipun ada router lain yang baru bergabung dalam jaringan dengan nilai Priority-nya lebih tinggi.
Secara default, semua router OSPF akan memiliki nilai Priority 1. Range Priority ini adalah mulai dari 0 hingga 255. Nilai 0 akan menjamin router tersebut tidak akan menjadi DR atau BDR, sedangkan nilai 255 menjamin sebuah router pasti akan menjadi DR. Router ID biasanya akan menjadi sebuah “tie breaker” jika nilai Priority-nya sama. Jika dua buah router memiliki nilai Priority yang sama, maka yang menjadi DR dan BDR adalah router dengan nilai router ID tertinggi dalam jaringan. Setelah DR dan BDR terpilih, langkah selanjutnya adalah mengumpulkan seluruh informasi jalur dalam jaringan.

3.Mengumpulkan State-state dalam Jaringan
Setelah terbentuk hubungan antarrouter-router OSPF, kini saatnya untuk bertukar informasi mengenai state-state dan jalur-jalur yang ada dalam jaringan. Pada jaringan yang menggunakan media broadcast multiaccess, DR-lah yang akan melayani setiap router yang ingin bertukar informasi OSPF dengannya. DR akan memulai lebih dulu proses pengiriman ini. Namun yang menjadi pertanyaan selanjutnya adalah, siapakah yang memulai lebih dulu pengiriman data link-state OSPF tersebut pada jaringan Point-to-Point?
Untuk itu, ada sebuah fase yang menangani siapa yang lebih dulu melakukan pengiriman. Fase ini akan memilih siapa yang akan menjadi master dan siapa yang menjadi slave dalam proses pengiriman.
Router yang menjadi master akan melakukan pengiriman lebih dahulu, sedangkan router slave akan mendengarkan lebih dulu. Fase ini disebut dengan istilah Exstart State. Router master dan slave dipilih berdasarkan router ID tertinggi dari salah satu router. Ketika sebuah router mengirimkan Hello packet, router ID masing-masing juga dikirimkan ke router neighbour.
Setelah membandingkan dengan miliknya dan ternyata lebih rendah, maka router tersebut akan segera terpilih menjadi master dan melakukan pengiriman lebih dulu ke router slave. Setelah fase Exstart lewat, maka router akan memasuki fase Exchange. Pada fase ini kedua buah router akan saling mengirimkan Database Description Packet. Isi paket ini adalah ringkasan status untuk seluruh media yang ada dalam jaringan. Jika router penerimanya belum memiliki informasi yang ada dalam paket Database Description, maka router pengirim akan masuk dalam fase loading state. Fase loading state merupakan fase di mana sebuah router mulai mengirimkan informasi state secara lengkap ke router tetangganya.
Setelah loading state selesai, maka router-router yang tergabung dalam OSPF akan memiliki informasi state yang lengkap dan penuh dalam database statenya. Fase ini disebut dengan istilah Full state. Sampai fase ini proses awal OSPF sudah selesai, namun database state tidak bisa digunakan untuk proses forwarding data. Maka dari itu, router akan memasuki langkah selanjutnya, yaitu memilih rute-rute terbaik menuju ke suatu lokasi yang ada dalam database state tersebut.

4.Memilih Rute Terbaik untuk Digunakan
Setelah informasi seluruh jaringan berada dalam database, maka kini saatnya untuk memilih rute terbaik untuk dimasukkan ke dalam routing table. Jika sebuah rute telah masuk ke dalam routing table, maka rute tersebut akan terus digunakan. Untuk memilih rute-rute terbaik, parameter yang digunakan oleh OSPF adalah Cost. Metrik Cost biasanya akan menggambarkan seberapa dekat dan cepatnya sebuah rute. Nilai Cost didapat dari perhitungan dengan rumus:
Cost of the link = 108 /Bandwidth
Router OSPF akan menghitung semua cost yang ada dan akan menjalankan algoritma Shortest Path First untuk memilih rute terbaiknya. Setelah selesai, maka rute tersebut langsung dimasukkan dalam routing table dan siap digunakan untuk forwarding data.

5.Menjaga Informasi Routing Tetap Upto-date
Ketika sebuah rute sudah masuk ke dalam routing table, router tersebut harus juga me-maintain state database-nya. Hal ini bertujuan kalau ada sebuah rute yang sudah tidak valid, maka router harus tahu dan tidak boleh lagi menggunakannya.
Ketika ada perubahan link-state dalam jaringan, OSPF router akan melakukan flooding terhadap perubahan ini. Tujuannya adalah agar seluruh router dalam jaringan mengetahui perubahan tersebut.
Sampai di sini semua proses OSPF akan terus berulang-ulang. Mekanisme seperti ini membuat informasi rute-rute yang ada dalam jaringan terdistribusi dengan baik, terpilih dengan baik dan dapat digunakan dengan baik pula.

Continue reading Penjelasan Open Shortest Path First (OSPF)

Monday, 6 August 2018

Static Routing Menggunakan Tiga Router Mikrotik

Pada postingan sebelumnya saya pernah membahas static routing menggunkan satu router, selengkapnya bisa liat di sini Static Routing di MikroTik Pada IP V4, sesuai janji saya kali ini saya akan share static routing menggunakan tiga router, tapi sebelumnya saya akan sedikit menjelaskan definisi, kelebihan dan kekurangan static routing.
Statc Routing adalah informasi routing yang di buat secara maual oleh seorang user untuk mengatur ke arah mana sebuah koneksi akan di arahkan default route adalah salah satu contoh static roting. adapun kelebiah dan kekurangan static routing sebagai berikut

Kelebihan Static Routing 
  1. Tingkat Keamanan Lebih Baik
  2. Proses routing diawasi dengan mudah
  3. Manajement dilakukan dengan mudah
  4. Apabila ada kesalahan routing dapat terdeteksi dengan mudah
Kelemahan Static Routing
  1. Membutuhkan administrator dan oprator yang paham akan jaringan
  2. Sulit di terapkan pada jaringan yang besar
  3. Proses edit pada tabel routing harus dilakukan secara manual
Naah itu tadi definisi, kelebihan dan kekurangan static routing, OK tanpa basa basi lagi kita langsung ke Static Routing Mengunakan tiga router mikrotik.
Oya disini saya akan mempraktekan menggunakan GNS3 dan VirtualBox, jika temen - temen mempunyai router mikrotik 3 buah bisa diperaktekan langsung, topologi dan ip nya sebagai berikut.

Seting MK 1
ip address  add address=192.168.137.2/24 interface=ether1
ip address  add address=10.1.1.1/30 interface=ether2
ip address  add address=192.168.1.1/24 interface=ether3
ip route add gateway=192.168.137.1
ip dns set servers=8.8.8.8 allow-remote-requests=yes
ip firewall nat add chain=srcnat action=masquerade
ip route add dst-address=192.168.2.0/24 gateway=10.1.1.2

Seting MK 2
ip address  add address=10.1.1.2/30 interface=ether1
ip address  add address=10.1.2.1/30 interface=ether2
ip address  add address=192.168.2.1/24 interface=ether3
ip route add gateway=10.1.1.1
ip dns set servers=8.8.8.8 allow-remote-requests=yes
ip firewall nat add chain=srcnat protocol=tcp out-interface=ether1 action=masquerade
ip route add dst-address=192.168.3.0/24 gateway=10.1.2.2
ip route add dst-address=192.168.1.0/24 gateway=10.1.1.1

Seting MK 3
ip address  add address=10.1.2.2/30 interface=ether1
ip address  add address=192.168.3.1/24 interface=ether2
ip route add gateway=10.1.2.1
ip dns set servers=8.8.8.8 allow-remote-requests=yes
ip firewall nat add chain=srcnat protocol=tcp action=masquerade
ip route add dst-address=192.168.1.0/24 gateway=10.1.2.1

Pengetesan

  • Saya akan ping ip lokal yang ada pada router 3 di MK 1


  • Saya akan ping juga ip lokal yang ada di MK 1 dan MK 3 di MK3


  • Pengetesan yang terahir saya kan ping ip lokal yang ada di MK 1 dan MK 2 di MK 3


Naaaaah cara seting Static Routing Menggunakan Tiga Router Mikrotik sudah selesai semoga bermanfaat oya mohon maaf kalo ada redaksi atau kata - kata yang kurang di mengerti maklum masih tahap belajar.
Bagi temen - temen yang belum bisa seting mikrotik bisa liat di postingan saya sebelumnya,
Konfigurasi Dasar Mikrotik , atau ada yang pengen nyoba seting mikrotik menggunaka GNS3 bisa juga lihat di sini Cara Install dan Setting Mikrotik di GNS3.
Sekian dulu dari saya wasalam.........

Continue reading Static Routing Menggunakan Tiga Router Mikrotik