Showing posts with label Routing. Show all posts
Showing posts with label Routing. Show all posts

Friday 24 August 2018

Konfigurasi Static Routing Menggunakan Mikrotik : Routing Bagian 2

Setelah sebelumnya membahas tentang Konsep Static Routing di Mikrotik pada postingan sebelumnya, sekarang tinggal bagai mana cara melakukan konfigurasi Setatic Routing pada mikrotik, sebelum ke pembahasan saya sarankan temen-temen membaca dan memahami postingan saya yang sebelumnya agar nanti tidak kebingungan ketika membaca atau mempraktekan postingan saya yang sekarang ini, untuk postingan saya yang sebelumnya temen-temen bisa liat di link di bawah ini.
Memahami Konsep Static Routing Mikrotik : Routing Bagian 1
Untuk topologi kali ini saya mengunakan topogi seperti di bawah ini:
konfigurasi mikrotik
Seperti terlihat pada gambar di atas, mikrotik 2 memiliki network 192.168.1.1/24. Sedangkan pada mikrotik 3 terdapat juga sebuah network 192.168.2.1/24, terlihat juga mikrotik 2,  mikrotik 3, dan mikrotik 1 dihubungkan dengan menggunakan Switch pada network 10.10.10.1/29.

Untuk Konfigurasi Routing Static pada mikrotik 1, maka perintah yang temen-temen dapat gunakan adalah sebagai berikut:
konfigurasi mikrotik
Mikrotik 1

Sedangkan untuk mikrotik 2 dan mikrotik 3 perintah Routing Static yang dapat temen-temen gunakan adalah sebagai berikut.
konfigurasi mikrotik
Mikrotik 2
konfigurasi mikrotik
Mikrotik 3
Jika sudah selesai melakukan konfigurasi Setatic Routing, temen-temen tinggal mekakukan konfigurasi Static Routing menuju internet pada setiap Router Mikrotik, dikarenakan internet adalah sekumouluan ip address di seluruh dunia yang saling berkkomunikasi, maka tidak mungkin menuliskan semua IP Address internet ketika melakukan Konfigurasi Static Routing.
Untuk melakukan Konfigurasi Static Routing ke internet, temen-temen dapat mengunakan IP Address 0.0.0.0/0 untuk mewakili juttan IP Address yang ada di internet. Perintah ststic Routing untuk menuju ke internet pada masing-masing Router Mikrotik adalah sebagai berikut.
Mikrotik 1
[admin@MikroTik] > ip route add dst-address=0.0.0.0/0 gateway=192.168.137.1
Mikrotik 2
[admin@MikroTik] > ip route add dst-address=0.0.0.0/0 gateway=10.10.10.1
Mikrotik 3
[admin@MikroTik] > ip route add dst-address=0.0.0.0/0 gateway=10.10.10.1
Temen-temen harus perhatikan hanya Router Mikrotik 1 yang hanya mengunakan 192.168.137.1 yang merupakan gatewai dari ISP untuk menuju internet, sedangkan mikrotik 2 menggunakan 10.10.10.1 yang merupakan interface ether2 dari mikrotik 1 untuk menuju internet. Begitu pula dengan Router Mikrotik 3 yang harus menggunakan 10.10.10.1 sebagai gateway untuk menuju internet.
Hasil akhir dari Konfigurasi Static Routing dapat dilihat pada tabel routing pada setiap router mikrotik,.seharusnya tabel routing dari ketiga router mikrotik terlihat seperti berikut:
konfigurasi mikrotik
Mikrotik 1
konfigurasi mikrotik
Mikrotik 2
Mikrotik 3
Temen-temen juga dapat menggunakan mikrotik winbox melalui menu IP-Routes untuk melihat tabel routing. Seharusnya tabel routing akan terlihat sebagai berikut :
konfigurasi mikrotik
Mikrotik 1
konfigurasi mikrotik
Mikrotik 2
konfigurasi mikrotik
Mikrotik 3
Karena Router Mikrotik 1 merupakan batas antara jaringan lokal LAN dan Internet, maka pada Router Mikrotik tersebut harus dikonfigurasikan NAT dengan action=masquerade. Perintah yang dapat digunakan sebagai berikut:
[admin @ MikroTik] & gt; ip firewall nat menambahkan chain = srcnat action = masquerade
Jangan lupa pula intuk konfigurasi DNS pada tiap Router Mikrotik, temen-temen tentu akan kesulitan mengakses internet kalau DNS tidak di konfigurasi pada tiap-tiap Router Mikrotik. Perintah yang dapat temen-temen gunakan untuk konfigurasi DNS adalah sebagai berikut :
[admin @ MikroTik] & gt; ip dns set servers = 8.8.8.8 allow-remote-requests = y
Sampai disini konfigurasi Static Routing Pada Mikrotik teleh selesai untuk pengecekan silahkan temen-temen ping IP Address yang ada di tiap Router Mikrotik, jika semua Reply berarti konfigurasi tidak ada kesalahan.
Semoga apa yang saya tulis di postingan ini bisa mudah temen-temen pahami, ahirkata dari saya LIHAT, PELAJARI, PERAKTEKAN.
Wasalam.......

Continue reading Konfigurasi Static Routing Menggunakan Mikrotik : Routing Bagian 2

Monday 20 August 2018

Memahami Konsep Static Routing Mikrotik : Routing Bagian 1

Salam sejahtera untuk kita semua semoga temen-temen selalu ada dalam lindungan Allah SWT, dan tak bosan-bosannya berkunjung ke blog yang penuh dengan kekurangan ini, aiiiiih jadi kaya pidato yah :)
Pada kesempatn kaliini saya kembali akan membahas tentang static routing, sebenarnya pada postingan yang lalu saya telah membahas dan mempraktekan konfigurasi ststic routing, namun menurut saya postingan saya sebelumnya kurang memberikan penjelasan yang mendetail, untuk itu saya kembali memposting bahasan static routing yang mungkin akan lebih banyak ke teori dan sedikit mendetail, saya yakin teman-teman akan sedikit malas untuk membaca artikel saya kali ini.
Sebelum ke pembahasan lagi-lagi saya akan sedikit memaparkan apa sih yang namanya routing, routing merupakan teknik yang di gunakan untuk menghubungkan beberapa jaringan yang memiliki network address maupun teknologi yang berbeda beda. Routing juga bertujuan untuk memilihkan jalur yang terbaik yang akan di tempuh paket data untuk menuju ke komputer tujuan. Sebenarnya ada banyak teknik routing yang dapat temen-temen gunakan namun, secara garis besar temen-temen dapatmelakukannya dengan teknik routing static maupun dinamik.
Agar lebih mudah memahami teknik routing, maka pada postingan saya kali ini hanya akan membahas teknik routing statik (static routing), dan saya pun akan membagi beberapa bagian postingan tentang bahasan kali ini (routing statik), diakrnakan bahasan roting statik kali ini sedikit mendetail.

Konsep Static Routing
Sebelum membahas lebih jauh saya akan sedikit menjelaskan tentang konsep routing statik. Ini di maksudkan agar temen-temen tidak kebingungan ketika akan mengkonfigurasikan routing statik pada topologi yang berbeda, pada postingan yang lalu saya memberikan contih routing statik mengunakan tiga router untuk lebis jelasnya.
Bisa baca di sini
Static Routing Menggunakan Tiga Router Mikrotik
Ketika temen-temen terjun kelapakan tentu akan menemui topologi yang berbeda-beda. Topologi pada postingan kali ini hanyalah sebagi contoh, karena tidak mungkin mengambarkan berbagai topologi yang banyak di terapkan di lapangan.

Untuk memudahkan saya akan mengunakan dua roter Mikrotik seperti pada gambar di bawah ini.
Memahami Konsep Static Routing Mikrotik
Sebagai langkah awal, setting lan IP Address pada setiap interface yang ada apa router Mikrotik 1 dan router Mikrotik 2, pada kali ini saya tidak akan menjelaskan bagai mana cara setting IP Address tersebut, temen-temen bisa baca pada postingan saya sebelumnya.
Direkomendasikan
Cara Install dan Setting Mikrotik di GNS3 menggunakan VirtualBox

Setelah setting IP Address pada interface, seharusnya konfigurasi IP Address terlihat seperti berikut:
Memahami Konsep Static Routing Mikrotik
Memahami Konsep Static Routing Mikrotik
Untuk melakukan teknik routing, temen-temen harus dapat membaca tabel routing. Tabel routing itu sendiri adalah tabel yang di gunakan router sebagai pedoman untuk menuju suatu jaringan (network). Tabel routing ini dapat di ibaratkan sebagai peta yang akan di gunakan oleh router. Roter tidak akan dapat menjangkau suatu jaringan jika network address dari jaringan tersebut tidak ada dalam tabel routing. Tentunya temen-temen akan kesulitan ketika mencari suatu lokasi jika likasi tersebut tidak ada dalam peta.

Untuk melihat tabel routing di Mikrotik 1 dan Mikrotik 2, temen-temen dapat mengunakan perintah sebagai berikut:
Memahami Konsep Static Routing Mikrotik
Memahami Konsep Static Routing Mikrotik
Jiak temen-temen perhatikan, tabel routing pada Mikrotik 1 tidak berisi informasi tentang network 192.168.2.0/24, begitu juga dengan Mikrotik 2 yang tidak berisi informasi tentang 192.168.1.0/24. Ini mengakibatkan komputer 192.168.1.2 tidak dapat berhubungan dengan komputer 192.168.2.2, pada kondisi ini tabel routing pada tiap router Mikrotik belum lengkap, dan untuk melengkapinya temen-temen harus melakukan routing statik, ataupun dinamik.
Prinsip yang dapat temen-temen gunakan dalam menerapkan routing statik adalah “Mau ke Mana” dan  “Lewat Mana”, sebagai langkah awal kita jadikan Mikrotik 1 sebagai acuan terlebih dahulu, jika Mikrotik 1 ingin menuju network 192.168.2.0/24, maka Mikrotik 1 harus melewati 10.10.10.2 yang merupakan interface ether1 dari Mikrotik 2. Dengan kata lain, 10.10.10.2 akan menjasi gatewai bagi Mikrotik 1 jika ingin menuju network 192.168.2.0/24.
Bagai mana dengan Mikrotik 2 ?. Jika Mikrotik 2 ingin menuju network 192.168.1.0/24 maka Mikrotik 2 harus melewati 10.10.10.1 yang merupaka interface ether1 dari Mikrotik 1. Router Mikrotik 2 harus mengunakan 10.10.10.1 sebagai gatewai untuk menuju network 192.168.1.0/24.
Setelah memahami konsep “Mau ke mana” dan “Lewat Mana”, maka saatnya temen-temen memberikan perintah-perintah konfigurasi routing statik pada Mikrotik 1 dan Mikrotik 2, untuk perintah yang dapat temen-temen gunakan pada Mikrotik 1, agar Mikrotik 1 mengenal network 192.168.2.0/24 adalah sebagai berikut:
[admin@MikroTik 1] > ip route add dst-address=192.168.2.0/24 gateway=10.10.10.2
Sedangkan unruk Mikrotik 2 temen-temen dapat menggunakan perintah sebagai berikut :
[admin@MikroTik 2] > ip route add dst-address=192.168.1.0/24 gateway=10.10.10.1

Jika ingin melakukan konfigurasi routing statik dengan mengunakan WinBox, maka temen-temen dapat melakukannya melalui menu IP->Routes-> klik tandan + atau Add seperti pada gambar berikut :
Memahami Konsep Static Routing Mikrotik
Setelah konfigurasi routing statik selesai, maka periksa kembali tabel routing pada masing-masing router Mikrotik. Seharusnya tabel routing pada masing-masing router Mikrotik terlihat seperti di bawah ini.
Memahami Konsep Static Routing Mikrotik
Memahami Konsep Static Routing Mikrotik
Dari gambar di atas temen-temen dapat melihat tabel routing pada Mikrotik 1 teleh lengkap, karena telah berisi informasi network 192.168.2.0/24 dengan gatewai 10.10.10.2. Begitu juga pada tabel routing Mikrotik 2 telah memuat informasi network 192.168.1.0/24 dengan gatewai 10.10.10.1. Jika tabel routing sudah lengkap seperti pada gambar di atas, maka seharusnya komputer 192.168.1.2 dapat berkomunikasi atau berhubungan dengan komputer 192.168.2.2, demikian pula sebaliknya, cara pengetesannya bisa temen-temen lakukan ping pada tiap komputer ke IP Address komputer satunya dan sebaliknya, jika hasil pengetesan ping reply maka konfigurasi routing statik telah berhasil, selesai sudah pembahasa routing statik bagian pertama ini, semoga dapat temen-temen pahami.
ahirkata dari saya LIHAT, PELAJARI, PERAKTEKAN
Wasalam...........
Continue reading Memahami Konsep Static Routing Mikrotik : Routing Bagian 1

Wednesday 8 August 2018

Setting OSPF Open Shortest Path First Single Area

Halo semuanya ada yang pernah dengar Open Shortest Path First atau yang di singkat dengan OSPF, kali ini saya akan kembali ngtak ngatik GNS3, namun pada kesempatan kali ini saya kan mencoba setting OSPF di GNS3 dengan satu sumber internet dan 3 Router Mikrotik topologi OSPF nya mengunakan topologi ring, bagi temen-temen yang belum sempat baca artikel saya yang sebelum nya tentang OSPF dan Routing Statc bisa lihat disini.
Sedikit mengulas tentang OSPF, OSPF merupakan sebuah routing protokol berjenis IGP yang hanya dapat bekerja dalam jaringan internal suatu ogranisas. Jaringan internal maksudnya adalah jaringan di mana kita masih memiliki hak untuk menggunakan, mengatur, dan memodifikasinya. Atau dengan kata lain, kita masih memiliki hak administrasi terhadap jaringan tersebut. Jika kita sudah tidak memiliki hak untuk menggunakan dan mengaturnya, maka jaringan tersebut dapat dikategorikan sebagai jaringan eksternal.
Untuk gambaran topologinya sebagai berikut
OSPF Single Area
Untuk IP Address bisa disesuaikan dengan kebutuhan temen-temen disini saya mengunakan ip address yang berbeda kelas, sedangkan untuk ip penghubung antar router mikrotik saya mengunakan seles tiga puluh /30.
Selanjutnya kita langsung ke setingan, disini saya tidak mengunakan winbox saya mengunakan CLI untuk mengkonfig router mikrotiknya, Untuk setingannya sebagai berikut.
Setting Mikrotik 1
ip address add address=192.168.137.2/24 interface=ether1
ip address add address=10.1.1.1/30 interface=ether2
ip address add address=10.1.3.2/30 interface=ether3
ip address add address=192.168.1.1/24 interface=ether4
ip dns set servers=8.8.8.8 allow-remote-requests=y
ip firewall nat add action=masquerade chain=srcnat
ip route add gateway=192.168.137.1
routing ospf interface add interface=ether2 cost=10
routing ospf interface add interface=ether3 cost=10
routing ospf network add network=10.1.1.0/30 area=backbone
routing ospf network add network=10.1.3.0/30 area=backbone
routing ospf set distribute-default=if-installed as type 2 redistribute-connected=as-type-2
Setting Mikrotik 2
ip address add address=10.1.1.2/30 interface=ether1
ip address add address=10.1.2.1/30 interface=ether2
ip address add address=192.168.2.1/24 interface=ether3
ip dns set servers=8.8.8.8 allow-remote-requests=y
ip firewall nat add action=masquerade chain=srcnat
routing ospf interface add interface=ether1 cost=10
routing ospf interface add interface=ether2 cost=10
routing ospf network add network=10.1.1.0/30 area=backbone
routing ospf network add network=10.1.2.0/30 area=backbone
routing ospf set distribute-default=if-installed as type 2 redistribute-connected=as-type-2
Setting Mikrotik 3
ip address add address=10.1.2.2/30 interface=ether1 
ip address add address=10.1.3.1/30 interface=ether2 
ip address add address=192.168.3.1/24 interface=ether3
ip dns set servers=8.8.8.8 allow-remote-requests=y
ip firewall nat add action=masquerade chain=srcnat 
routing ospf interface add interface=ether1 cost=10 
routing ospf interface add interface=ether2 cost=10
routing ospf network add network=10.2.2.0/30 area=backbone 
routing ospf network add network=10.1.3.0/30 area=backbone
routing ospf set distribute-default=if-installed as type 2 redistribute-connected=as-type-2
Jika settingan diatas sudah di pasang, kita lanjut pada pengecekan di tiga roter yang sudah saya seting, untuk pengecekan saya hanya akan melakuan ping dari tiap router ke ip yang berada di router tetangganya, oya jika temen-temen mau coba setingan ini saran saya jangan langsung copy paste semuanya, tapi per setingan aja takutnya terjadi eror, jika masih terjadi eror temen-temen bisa langsung seting menggunakan winbox dengan berpatokan pada perintah di atas. Kita langsung ke pengetesa.
Test Mikrotik 1
OSPF Single Area
Pengetesan pada mikrotik 1 saya hanya ping ip 192.168.2.1 yang berada di ether3 mikrotik 2 dan ip 10.1.2.1 pada ether2, ip ini yang nantinya akan menjadi gateway di mikrotik 3.

Test Mikrotik 2
OSPF Single Area
Untuk di mikrotik 2 saya melakunan ping ke ip yang berada di mikrotik 1 dan mikrotik 3 dan hasilnya temen-temen bisa liat pada gambar di atas.

Test Mikrotik 3
OSPF Single Area
Hal yang sama saya lakukan di mikrotik 3 saya ping ip yang berada di mikrotik 1 dan mikrotik 2 hasimyapun temen-temen bisa liat diatas.
Dari hasil pengetesan pada tiap-tiap router mikrotik semua ip yang di ping setatusnya reply atau jalan, kemudian kalo misalkan temen-temen memparaktekan di mikrotik yang sebenarnya temen-temen bisa langsung coba pengetesan di ether yang dihususkan untuk ether lokal, kalo disini ether yang mengarah ke lokal di mikrotik 1  adalah ether4, kemudian mikrotik 2 ether3 dan di mikrotik 3 ether3.
Naaaah selesai sudah settingan OSPF single area, semoga bermanfaat untuk temen-temen yang membutuhkan, oya mohon maaf kalo misalkan sedaksi postingan ini sangat belepotan maklum gaada besik penulis :), ahirkata kata dari saya LIHAT, PELAJARI, PERAKTEKAN dan jangan bosan mampir ke blog saya, blog yang sangat banyak kekurangannya.
Wasalam.........
Continue reading Setting OSPF Open Shortest Path First Single Area

Tuesday 7 August 2018

Penjelasan Open Shortest Path First (OSPF)


OSPF merupakan sebuah routing protokol berjenis IGP yang hanya dapat bekerja dalam jaringan internal suatu ogranisasi atau perusahaan. Jaringan internal maksudnya adalah jaringan di mana Anda masih memiliki hak untuk menggunakan, mengatur, dan memodifikasinya. Atau dengan kata lain, Anda masih memiliki hak administrasi terhadap jaringan tersebut. Jika Anda sudah tidak memiliki hak untuk menggunakan dan mengaturnya, maka jaringan tersebut dapat dikategorikan sebagai jaringan eksternal.
Selain itu, OSPF juga merupakan routing protokol yang berstandar terbuka. Maksudnya adalah routing protokol ini bukan ciptaan dari vendor manapun. Dengan demikian, siapapun dapat menggunakannya, perangkat manapun dapat kompatibel dengannya, dan di manapun routing protokol ini dapat diimplementasikan.
OSPF merupakan routing protokol yang menggunakan konsep hirarki routing, artinya OSPF membagi-bagi jaringan menjadi beberapa tingkatan. Tingkatan-tingkatan ini diwujudkan dengan menggunakan sistem pengelompokan area. Dengan menggunakan konsep hirarki routing ini sistem penyebaran informasinya menjadi lebih teratur dan tersegmentasi, tidak menyebar ke sana ke mari dengan sembarangan.
Efek dari keteraturan distribusi routing ini adalah jaringan yang penggunaan bandwidth-nya lebih efisien, lebih cepat mencapai konvergensi, dan lebih presisi dalam menentukan rute-rute terbaik menuju ke sebuah lokasi. OSPF merupakan salah satu routing protocol yang selalu berusaha untuk bekerja demikian.
Teknologi yang digunakan oleh routing protokol ini adalah teknologi link-state yang memang didesain untuk bekerja dengan sangat efisien dalam proses pengiriman update informasi rute. Hal ini membuat routing protokol OSPF menjadi sangat cocok untuk terus dikembangkan menjadi network berskala besar. Pengguna OSPF biasanya adalah para administrator jaringan berskala sedang sampai besar. Jaringan dengan jumlah router lebih dari sepuluh buah, dengan banyak lokasi-lokasi remote yang perlu juga dijangkau dari pusat, dengan jumlah pengguna jaringan lebih dari lima ratus perangkat komputer, mungkin sudah layak menggunakan routing protocol ini.

Bagaimana OSPF Membentuk Hubungan dengan Router Lain?
Untuk memulai semua aktivitas OSPF dalam menjalankan pertukaran informasi routing, hal pertama yang harus dilakukannya adalah membentuk sebuah komunikasi dengan para router lain. Router lain yang berhubungan langsung atau yang berada di dalam satu jaringan dengan router OSPF tersebut disebut dengan neighbour router atau router tetangga.
Langkah pertama yang harus dilakukan sebuah router OSPF adalah harus membentuk hubungan dengan neighbour router. Router OSPF mempunyai sebuah mekanisme untuk dapat menemukan router tetangganya dan dapat membuka hubungan. Mekanisme tersebut disebut dengan istilah Hello protocol.
Dalam membentuk hubungan dengan tetangganya, router OSPF akan mengirimkan sebuah paket berukuran kecil secara periodik ke dalam jaringan atau ke sebuah perangkat yang terhubung langsung dengannya. Paket kecil tersebut dinamai dengan istilah Hello packet. Pada kondisi standar, Hello packet dikirimkan berkala setiap 10 detik sekali (dalam media broadcast multiaccess) dan 30 detik sekali dalam media Point-to-Point.
Hello packet berisikan informasi seputar pernak-pernik yang ada pada router pengirim. Hello packet pada umumnya dikirim dengan menggunakan multicast address untuk menuju ke semua router yang menjalankan OSPF (IP multicast 224.0.0.5). Semua router yang menjalankan OSPF pasti akan mendengarkan protokol hello ini dan juga akan mengirimkan hello packet-nya secara berkala. Cara kerja dari Hello protocol dan pembentukan neighbour router terdiri dari beberapa jenis, tergantung dari jenis media di mana router OSPF berjalan.
Cara Kerja OSPF

OSPF Bekerja pada Media Apa Saja
Seperti telah dijelaskan pada posting sebelumnya ( OSPF – Pengenalan OSPF ), OSPF harus membentuk hubungan dulu dengan router tetangganya untuk dapat saling berkomunikasi seputar informasi routing. Untuk membentuk sebuah hubungan dengan router tetangganya, OSPF mengandalkan Hello protocol. Namun uniknya cara kerja Hello protocol pada OSPF berbeda-beda pada setiap jenis media. Ada beberapa jenis media yang dapat meneruskan informasi OSPF, masing-masing memiliki karakteristik sendiri, sehingga OSPF pun bekerja mengikuti karakteristik mereka. Media tersebut adalah sebagai berikut:

– Broadcast Multiaccess
Media jenis ini adalah media yang banyak terdapat dalam jaringan lokal atau LAN seperti misalnya ethernet, FDDI, dan token ring. Dalam kondisi media seperti ini, OSPF akan mengirimkan traffic multicast dalam pencarian router-router neighbour-nya. Namun ada yang unik dalam proses pada media ini, yaitu akan terpilih dua buah router yang berfungsi sebagai Designated Router (DR) dan Backup Designated Router (BDR). Apa itu DR dan BDR akan dibahas berikutnya.

– Point-to-Point
Teknologi Point-to-Point digunakan pada kondisi di mana hanya ada satu router lain yang terkoneksi langsung dengan sebuah perangkat router. Contoh dari teknologi ini misalnya link serial. Dalam kondisi Point-to-Point ini, router OSPF tidak perlu membuat Designated Router dan Back-up-nya karena hanya ada satu router yang perlu dijadikan sebagai neighbour. Dalam proses pencarian neighbour ini, router OSPF juga akan melakukan pengiriman Hello packet dan pesan-pesan lainnya menggunakan alamat multicast bernama AllSPFRouters 224.0.0.5.

– Point-to-Multipoint
Media jenis ini adalah media yang memiliki satu interface yang menghubungkannya dengan banyak tujuan. Jaringan-jaringan yang ada di bawahnya dianggap sebagai serangkaian jaringan Point-to-Point yang saling terkoneksi langsung ke perangkat utamanya. Pesan-pesan routing protocol OSPF akan direplikasikan ke seluruh jaringan Point-to-Point tersebut.
Pada jaringan jenis ini, traffic OSPF juga dikirimkan menggunakan alamat IP multicast. Tetapi yang membedakannya dengan media berjenis broadcast multi-access adalah tidak adanya pemilihan Designated dan Backup Designated Router karena sifatnya yang tidak meneruskan broadcast.

– Nonbroadcast Multiaccess (NBMA)
Media berjenis Nonbroadcast multi-access ini secara fisik merupakan sebuah serial line biasa yang sering ditemui pada media jenis Point-to-Point. Namun secara faktanya, media ini dapat menyediakan koneksi ke banyak tujuan, tidak hanya ke satu titik saja. Contoh dari media ini adalah X.25 dan frame relay yang sudah sangat terkenal dalam menyediakan solusi bagi kantor-kantor yang terpencar lokasinya. Di dalam penggunaan media ini pun dikenal dua jenis penggunaan, yaitu jaringan partial mesh dan fully mesh.
OSPF melihat media jenis ini sebagai media broadcast multiaccess. Namun pada kenyataannya, media ini tidak bisa meneruskan broadcast ke titik-titik yang ada di dalamnya. Maka dari itu untuk penerapan OSPF dalam media ini, dibutuhkan konfigurasi DR dan BDR yang dilakukan secara manual. Setelah DR dan BDR terpilih, router DR akan mengenerate LSA untuk seluruh jaringan.
Dalam media jenis ini yang menjadi DR dan BDR adalah router yang memiliki koneksi langsung ke seluruh router tetangganya. Semua traffic yang dikirimkan dari router-router neighbour akan direplikasikan oleh DR dan BDR untuk masing-masing router dan dikirim dengan menggunakan alamat unicast atau seperti layaknya proses OSPF pada media Point-to-Point.

Bagaimana Proses OSPF Terjadi
Secara garis besar, proses yang dilakukan routing protokol OSPF mulai dari awal hingga dapat saling bertukar informasi ada lima langkah. Berikut ini adalah langkah-langkahnya:

1.Membentuk Adjacency Router
Adjacency router arti harafiahnya adalah router yang bersebelahan atau yang terdekat. Jadi proses pertama dari router OSPF ini adalah menghubungkan diri dan saling berkomunikasi dengan para router terdekat atau neighbour router. Untuk dapat membuka komunikasi, Hello protocol akan bekerja dengan mengirimkan Hello packet.
Misalkan ada dua buah router, Router A dan B yang saling berkomunikasi OSPF. Ketika OSPF kali pertama bekerja, maka kedua router tersebut akan saling mengirimkan Hello packet dengan alamat multicast sebagai tujuannya. Di dalam Hello packet terdapat sebuah field yang berisi Neighbour ID. Misalkan router B menerima Hello packet lebih dahulu dari router A. Maka Router B akan mengirimkan kembali Hello packet-nya dengan disertai ID dari Router A.
Ketika router A menerima hello packet yang berisikan ID dari dirinya sendiri, maka Router A akan menganggap Router B adalah adjacent router dan mengirimkan kembali hello packet yang telah berisi ID Router B ke Router B. Dengan demikian Router B juga akan segera menganggap Router A sebagai adjacent routernya. Sampai di sini adjacency router telah terbentuk dan siap melakukan pertukaran informasi routing.
Contoh pembentukan adjacency di atas hanya terjadi pada proses OSPF yang berlangsung pada media Point-to-Point. Namun, prosesnya akan lain lagi jika OSPF berlangsung pada media broadcast multiaccess seperti pada jaringan ethernet. Karena media broadcast akan meneruskan paket-paket hello ke seluruh router yang ada dalam jaringan, maka adjacency router-nya tidak hanya satu. Proses pembentukan adjacency akan terus berulang sampai semua router yang ada di dalam jaringan tersebut menjadi adjacent router.
Namun apa yang akan terjadi jika semua router menjadi adjacent router? Tentu komunikasi OSPF akan meramaikan jaringan. Bandwidth jaringan Anda menjadi tidak efisien terpakai karena jatah untuk data yang sesungguhnya ingin lewat di dalamnya akan berkurang. Untuk itu pada jaringan broadcast multiaccess akan terjadi lagi sebuah proses pemilihan router yang menjabat sebagai “juru bicara” bagi router-router lainnya. Router juru bicara ini sering disebut dengan istilah Designated Router. Selain router juru bicara, disediakan juga back-up untuk router juru bicara ini. Router ini disebut dengan istilah Backup Designated Router. Langkah berikutnya adalah proses pemilihan DR dan BDR, jika memang diperlukan.

2.Memilih DR dan BDR (jika diperlukan)
Dalam jaringan broadcast multiaccess, DR dan BDR sangatlah diperlukan. DR dan BDR akan menjadi pusat komunikasi seputar informasi OSPF dalam jaringan tersebut. Semua paket pesan yang ada dalam proses OSPF akan disebarkan oleh DR dan BDR. Maka itu, pemilihan DR dan BDR menjadi proses yang sangat kritikal. Sesuai dengan namanya, BDR merupakan “shadow” dari DR. Artinya BDR tidak akan digunakan sampai masalah terjadi pada router DR. Ketika router DR bermasalah, maka posisi juru bicara akan langsung diambil oleh router BDR. Sehingga perpindahan posisi juru bicara akan berlangsung dengan smooth.
Proses pemilihan DR/BDR tidak lepas dari peran penting Hello packet. Di dalam Hello packet ada sebuah field berisikan ID dan nilai Priority dari sebuah router. Semua router yang ada dalam jaringan broadcast multi-access akan menerima semua Hello dari semua router yang ada dalam jaringan tersebut pada saat kali pertama OSPF berjalan. Router dengan nilai Priority tertinggi akan menang dalam pemilihan dan langsung menjadi DR. Router dengan nilai Priority di urutan kedua akan dipilih menjadi BDR. Status DR dan BDR ini tidak akan berubah sampai salah satunya tidak dapat berfungsi baik, meskipun ada router lain yang baru bergabung dalam jaringan dengan nilai Priority-nya lebih tinggi.
Secara default, semua router OSPF akan memiliki nilai Priority 1. Range Priority ini adalah mulai dari 0 hingga 255. Nilai 0 akan menjamin router tersebut tidak akan menjadi DR atau BDR, sedangkan nilai 255 menjamin sebuah router pasti akan menjadi DR. Router ID biasanya akan menjadi sebuah “tie breaker” jika nilai Priority-nya sama. Jika dua buah router memiliki nilai Priority yang sama, maka yang menjadi DR dan BDR adalah router dengan nilai router ID tertinggi dalam jaringan. Setelah DR dan BDR terpilih, langkah selanjutnya adalah mengumpulkan seluruh informasi jalur dalam jaringan.

3.Mengumpulkan State-state dalam Jaringan
Setelah terbentuk hubungan antarrouter-router OSPF, kini saatnya untuk bertukar informasi mengenai state-state dan jalur-jalur yang ada dalam jaringan. Pada jaringan yang menggunakan media broadcast multiaccess, DR-lah yang akan melayani setiap router yang ingin bertukar informasi OSPF dengannya. DR akan memulai lebih dulu proses pengiriman ini. Namun yang menjadi pertanyaan selanjutnya adalah, siapakah yang memulai lebih dulu pengiriman data link-state OSPF tersebut pada jaringan Point-to-Point?
Untuk itu, ada sebuah fase yang menangani siapa yang lebih dulu melakukan pengiriman. Fase ini akan memilih siapa yang akan menjadi master dan siapa yang menjadi slave dalam proses pengiriman.
Router yang menjadi master akan melakukan pengiriman lebih dahulu, sedangkan router slave akan mendengarkan lebih dulu. Fase ini disebut dengan istilah Exstart State. Router master dan slave dipilih berdasarkan router ID tertinggi dari salah satu router. Ketika sebuah router mengirimkan Hello packet, router ID masing-masing juga dikirimkan ke router neighbour.
Setelah membandingkan dengan miliknya dan ternyata lebih rendah, maka router tersebut akan segera terpilih menjadi master dan melakukan pengiriman lebih dulu ke router slave. Setelah fase Exstart lewat, maka router akan memasuki fase Exchange. Pada fase ini kedua buah router akan saling mengirimkan Database Description Packet. Isi paket ini adalah ringkasan status untuk seluruh media yang ada dalam jaringan. Jika router penerimanya belum memiliki informasi yang ada dalam paket Database Description, maka router pengirim akan masuk dalam fase loading state. Fase loading state merupakan fase di mana sebuah router mulai mengirimkan informasi state secara lengkap ke router tetangganya.
Setelah loading state selesai, maka router-router yang tergabung dalam OSPF akan memiliki informasi state yang lengkap dan penuh dalam database statenya. Fase ini disebut dengan istilah Full state. Sampai fase ini proses awal OSPF sudah selesai, namun database state tidak bisa digunakan untuk proses forwarding data. Maka dari itu, router akan memasuki langkah selanjutnya, yaitu memilih rute-rute terbaik menuju ke suatu lokasi yang ada dalam database state tersebut.

4.Memilih Rute Terbaik untuk Digunakan
Setelah informasi seluruh jaringan berada dalam database, maka kini saatnya untuk memilih rute terbaik untuk dimasukkan ke dalam routing table. Jika sebuah rute telah masuk ke dalam routing table, maka rute tersebut akan terus digunakan. Untuk memilih rute-rute terbaik, parameter yang digunakan oleh OSPF adalah Cost. Metrik Cost biasanya akan menggambarkan seberapa dekat dan cepatnya sebuah rute. Nilai Cost didapat dari perhitungan dengan rumus:
Cost of the link = 108 /Bandwidth
Router OSPF akan menghitung semua cost yang ada dan akan menjalankan algoritma Shortest Path First untuk memilih rute terbaiknya. Setelah selesai, maka rute tersebut langsung dimasukkan dalam routing table dan siap digunakan untuk forwarding data.

5.Menjaga Informasi Routing Tetap Upto-date
Ketika sebuah rute sudah masuk ke dalam routing table, router tersebut harus juga me-maintain state database-nya. Hal ini bertujuan kalau ada sebuah rute yang sudah tidak valid, maka router harus tahu dan tidak boleh lagi menggunakannya.
Ketika ada perubahan link-state dalam jaringan, OSPF router akan melakukan flooding terhadap perubahan ini. Tujuannya adalah agar seluruh router dalam jaringan mengetahui perubahan tersebut.
Sampai di sini semua proses OSPF akan terus berulang-ulang. Mekanisme seperti ini membuat informasi rute-rute yang ada dalam jaringan terdistribusi dengan baik, terpilih dengan baik dan dapat digunakan dengan baik pula.

Continue reading Penjelasan Open Shortest Path First (OSPF)

Monday 6 August 2018

Static Routing Menggunakan Tiga Router Mikrotik

Pada postingan sebelumnya saya pernah membahas static routing menggunkan satu router, selengkapnya bisa liat di sini Static Routing di MikroTik Pada IP V4, sesuai janji saya kali ini saya akan share static routing menggunakan tiga router, tapi sebelumnya saya akan sedikit menjelaskan definisi, kelebihan dan kekurangan static routing.
Statc Routing adalah informasi routing yang di buat secara maual oleh seorang user untuk mengatur ke arah mana sebuah koneksi akan di arahkan default route adalah salah satu contoh static roting. adapun kelebiah dan kekurangan static routing sebagai berikut

Kelebihan Static Routing 
  1. Tingkat Keamanan Lebih Baik
  2. Proses routing diawasi dengan mudah
  3. Manajement dilakukan dengan mudah
  4. Apabila ada kesalahan routing dapat terdeteksi dengan mudah
Kelemahan Static Routing
  1. Membutuhkan administrator dan oprator yang paham akan jaringan
  2. Sulit di terapkan pada jaringan yang besar
  3. Proses edit pada tabel routing harus dilakukan secara manual
Naah itu tadi definisi, kelebihan dan kekurangan static routing, OK tanpa basa basi lagi kita langsung ke Static Routing Mengunakan tiga router mikrotik.
Oya disini saya akan mempraktekan menggunakan GNS3 dan VirtualBox, jika temen - temen mempunyai router mikrotik 3 buah bisa diperaktekan langsung, topologi dan ip nya sebagai berikut.

Seting MK 1
ip address  add address=192.168.137.2/24 interface=ether1
ip address  add address=10.1.1.1/30 interface=ether2
ip address  add address=192.168.1.1/24 interface=ether3
ip route add gateway=192.168.137.1
ip dns set servers=8.8.8.8 allow-remote-requests=yes
ip firewall nat add chain=srcnat action=masquerade
ip route add dst-address=192.168.2.0/24 gateway=10.1.1.2

Seting MK 2
ip address  add address=10.1.1.2/30 interface=ether1
ip address  add address=10.1.2.1/30 interface=ether2
ip address  add address=192.168.2.1/24 interface=ether3
ip route add gateway=10.1.1.1
ip dns set servers=8.8.8.8 allow-remote-requests=yes
ip firewall nat add chain=srcnat protocol=tcp out-interface=ether1 action=masquerade
ip route add dst-address=192.168.3.0/24 gateway=10.1.2.2
ip route add dst-address=192.168.1.0/24 gateway=10.1.1.1

Seting MK 3
ip address  add address=10.1.2.2/30 interface=ether1
ip address  add address=192.168.3.1/24 interface=ether2
ip route add gateway=10.1.2.1
ip dns set servers=8.8.8.8 allow-remote-requests=yes
ip firewall nat add chain=srcnat protocol=tcp action=masquerade
ip route add dst-address=192.168.1.0/24 gateway=10.1.2.1

Pengetesan

  • Saya akan ping ip lokal yang ada pada router 3 di MK 1


  • Saya akan ping juga ip lokal yang ada di MK 1 dan MK 3 di MK3


  • Pengetesan yang terahir saya kan ping ip lokal yang ada di MK 1 dan MK 2 di MK 3


Naaaaah cara seting Static Routing Menggunakan Tiga Router Mikrotik sudah selesai semoga bermanfaat oya mohon maaf kalo ada redaksi atau kata - kata yang kurang di mengerti maklum masih tahap belajar.
Bagi temen - temen yang belum bisa seting mikrotik bisa liat di postingan saya sebelumnya,
Konfigurasi Dasar Mikrotik , atau ada yang pengen nyoba seting mikrotik menggunaka GNS3 bisa juga lihat di sini Cara Install dan Setting Mikrotik di GNS3.
Sekian dulu dari saya wasalam.........

Continue reading Static Routing Menggunakan Tiga Router Mikrotik